Setelah keliling Mesjid Penyengat, saya dan Leni menyewa becak dengan tarif 30 ribu rupiah. Tarif 30 ribu rupiah merupakan tarif 1 jam untuk keliling Penyengat. Menurut saya sih, 1 jam udah cukup, karena pulau Penyengat mudah sekali di akses. Bisa jalan kaki juga.
Nah, pulau Penyengat ini juga merupakan tempat makam-makan Raja Sultan Lingga terdahulu. Jadi, kalau misalnya mampir ke Penyengat, jangan kaget kalau diajak untuk berwisata sejarah. Mampir ke gedung tua yang tak terpakai, rumah yang hancur berantakan, hingga makam-makam tua. Serem!
Ada satu hal lagi yang bikin seremnya nambah 100%. Kemaren Yud sempet kaget sama batu nisan di Penyengat. Pada dibungkus kain kuning. Mana bentuknya kaya pocong, jadi mikirnya udah macem-macem aja. Coba aja kamu jalan malam-malam tiba-tiba liat itu batu, kan kaget juga. Pasti nganggapnya pocong ketumpahan cat kuning hihi.
Yud diajak untuk mampir ke pulau Penyengat. Awalnya mikir pulau Penyengat itu apa sih, panasnya yang menyengat, banyak tawon atau gimana nggak ngerti. Ternyata emang panasnya menyengat hehehe.
Pulau Penyengat dapat dicapai dari Tanjung Pinang hanya dengan ongkos 6 ribu rupiah saja. Perjalanan dari Tj Pinang ke Penyengat membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Sesampainya disana, kami disambut dengan toko-toko dan dialek yang sangat Melayu.
Kenapa Melayu? Karena ada hubungannya juga sama Kesultanan Lingga. Jadi saat itu Kesultanan Lingga memperluas daerahnya dari Daik hingga ke Penyengat. Nah makanya di Penyengat pun banyak memiliki peninggalan sisa budaya Melayu, contohnya adalah Mesjid Raya Penyengat.
Mesjid yang berwarna kuning terang ini konon dibangun dengan putih telur dan sedikit pasir sebagai perekat antar batu bata nya. Saat Yud coba ketok, itu tembok gak ada getar-getarnya sama sekali. Sepertinya perekat dari telur itu cukup kuat untuk menahan tiang tiang mesjid yang cukup besar. Salut!
Di mesjid ini juga ada Alquran yang sangat tua, dan sampai sekarang warga Tanjung Pinang masih menggunakan masjid sebagai rumah ibadah untuk solat Jumat. Wow!
Keren banget orang Pinang nih, padahal Mesjid yang dekat ada, tapi banyak memilih salat di Mesjid Penyengat yang notabene harus menyebrang lautan terlebih dahulu. JUAARAAAAAAA!!!